Tes masuk PLN sebenarnya tergolong standar. Dengan adanya contoh tes akademik PLN ini akan memudahkan kalian untuk belajar lebih efektif. Tapi di sini saya tidak akan memberi contoh soal secara detail. Barang-barang seperti itu sudah banyak bertebaran di internet.
Yang akan saya kasih jauh lebih bermanfaat. Ini ibarat main Clash of Royal, kita nemu Super Magical Chest. Isi chest itu adalah…… Tips mengerjakan tes akademik PLN. PLN biasanya menggunakan tes GAT untuk mengukur potensi seseorang.
Lah, binatang apa itu GAT?
Oke, terus ikuti paparan di bawah ini ya.
Sebelum masuk ke tips, sebaiknya kalian tahu seppintas apa itu GAT. Macem-macem istilahnya, tapi barangnya sama, atau setidaknya serupa tujuannya. Ada yang menyebut tes akademik, ada yang menyebut tes potensi akademik kalau pas mau masuk ke perguruan tinggi. GAT singkatan dari General Aptitude Test. Sesuai dengan singkatannya, GAT berarti tes untuk mengetahui bakat secara umum yang dimiliki seseorang. di situ sselain di tes IQ (Intellectual Quotient), juga diukur kemampuan dasarnya, dari hitung-hitungan, kata-kata, dan kemampuan melihat ruang atau lebih dikenal sebagai spatial.
Jadi jangan kuper lagi ya, kalau denger istilah GAT ini.
Ayo kasih sembah dulu sama suhu yang sudah memberi ilmu baru dari kalian. Dijamin tidak akan kalian dapatkan di sekolah dulu. Apalagi sekolah dulu juga sering bolos kan?
Oke, suhu kalian ini tidak akan pelit berbagi ilmu. Mari kita bahas satu persatu.
Tes Verbal
Namanya saja verbal, pasti terkait dengan kata-kata ya. Tes ini menguji seberapa luas pengetahuan kalian tentang kata-kata.
Nah, kalau cuma masalah kata-kata, apa sih yang susah mengerjakan soal tes kayak gini?
Wah wah…. Kalian kok serempak bilang, “Kata-katanya susah suhu, banyak yang nggak kami kenal.”
Hahahaha… jelas lah susah. Apalagi kalau kalian lebih banyak berbahasa Indonesia prokem. Lebih parah lagi kalau seringnya pakai bahasa daerah.
Jadi kosa kata pada tes verbal ini memang lebih banyak menggunakan sumber dari bahasa baku. Ini pakai kamusnya Yus Badudu. Kalau kalian bisa menghatamkan buku Yus tadi, dijamin kosa kata bahasa Indonesianya akan melimpah. Memang sih, banyak bahasa yang ga gaul. Tapi demi bisa masuk
PLN kan nggak papa ya, sesekali jadi orang aneh, pakai bahasa Indonesia yang baik dan Benar.
Nah, sebagai orang Indonesia, kalian mesti meluangkan waktu buat mempelajari hal ini.
Memang sering bahasanya asing. Kadang muncul di benak kita, kenapa bahasa dewa itu perlu dites sih? Kenapa tidak pakai bahasa keseharian saja?
Nah, inilah pentingnya tes verbal ini.
Tadi di awal kan sudah dibilang kalau tujuan tes ini untuk mengetahui kapasitas otak kalian seberapa besar dan bisa dikembangkan sejauh mana. Pernah dipakai nggak otaknya.
Nah, tes ini akan menggali sampai ke dalam-dalam memori kalian tentang bahasa. Pada artikel lain kan sudah dibilang kalau kejadian yang kita alami itu tersimpan menjadi memori. Nah simpanannya ada di tumpukan mana, itulah tugas tes ini untuk menggalinya. Kalau simpanannya sedikit, ya nggak akan ketemu dengan kata-kata yang dites. Artinya, otaknya masih orisinal karena tidak pernah diisi.
Nah, di dunia kerja nanti, kan kalian tidak hanya ketemu dengan teman kalian sekarang. Kalian akan ketemu dengan teman baru, orang-orang yang umurnya jauh lebih tua, orang-orang asing, klien yang lagi marah, vendor yang lagi ngebujuk untuk nyuap, dan banyak lagi.
Kemampaun berbahasa inilah yang menjadi modal utama kalian untuk bisa berhubungan dengan aneka ragam manusia. Kalau kalian bisa menjamin seumur hidup di PLN tidak ketemu orang lain selain teman-teman kalian, tes ini tidak diperlukan. Karena cukup pakai bahasa planet kalian, kerjaan bisa selesai semua.
Kalau kalain bisa ngomong dengan bahasa yang bervariasi kan bisa jadi nilai tambah di kantor kamu.
Terkadang juga masalah yang dihadapi di kantor nggak bisa selesai dengan pengalaman kalian yang Cuma sedikit itu. Jadi, perlu baca sana baca sini, tanya sana tanya sini, sampai akhirnya jawaban dari masalah itu bisa didapat.
Kalau kalian nggak memiliki variasi kosa kata yang banyak, pekerjaan itu akan jadi membosankan.
Nah, PLN tidak akan sembarangan nerima orang, apalagi kalau kosa kata kalian terbatas, hanya bahasa daerah kalian. Nanti susah kalau ditempatkan di pelosok nusantara. Kan kalian tahu, PLN itu besar, jadi penempatanny abisa di sembarang tempat. Maka, senjata satu-satunya untuk komunikasi ya penguasaan bahasa Indonesia yang mumpuni.
Jadi bisa dikatakan kalau PLN ini sedang menyaring bibit-bibit unggul yang memiliki memampuan berbahasa yang standar, sehingga kalau nanti harus bertemu dengan berbagai variasi orang bisa menyesuaikan diri.
Berikut ini akan coba disampaikan beberapa contoh tes akademik PLN, untuk tes verbal. Pada umumnya, tes Verbal ini memiliki 3 kategori besar, yaitu Sinonim, Antonim, dan Analogi.
Nah apa pula itu?
Kalau kalian menyimak pelajaran bahasa Indonesia di SMP dengan baik, ya pasti akan tahu persis apa masing-masing istilah itu. Jadi, penjelasan berikut ini khusus buat kalian yang waktu SMP banyak bolos, atau waktu pelajaran bahasa Indonesia lebih sering ngobrol bareng gebetan.
1. Sinonim.
Sinonim ini bisa dikatakan sebagai kata yang memiliki arti sama. Jadi ternyata ada beberapa kata yang memiliki makna yang sama. Baru saja saya menggunakan kata sinonim?
Tahu yang mana?
Ya, arti dan makna. Dua kata itu saling bersinonim. Gampang kan?
Sayangnya, itu adalah contoh yang gampang. Pembuat soal dalam tes pasti orang yang pintar yang nggak akan sebodoh itu untuk tes tingkat tinggi kayak GAT ini.
Contoh yang pertama tadi hanya untuk mempermudah kalian dalam memahami apa itu sinonim.
Pembuat soal GAT akan menyiapkan jebakan-jebakan dalam beberapa pilihan jawabannya, sehingga peserta tes bisa saja terkecoh, karena terlalu meremehkan tes ini.
Kalian bisa lihat contohnya sebagai berikut:
Kandidat = …….
a. Tokoh
b. Nominasi
c. Nomine
d. Trinidat
e. Tersendat
Kalau kalian menjawab tersendat, atau kandidat, itu artinya penguasaan bahasa kalian berada pada kategori nggak banget. Hanya gara-gara huruf terakhir –dat terus dipilih.
Yang benar adalah “nomine”. Jadi kalau dilihat di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), nomine berarti (1) aspiran; bakal; calon; kader; kadet; magang, nomine (2) kontestan; pengikut (ujian); peserta. Kata ini sudah resmi jadi bagian dari bahasa Indonesia setelah diserap dari bahasa Belanda. Tahu kan, Bahasa Indonesia itu selain bahan baku utamanya adalah bahasa Melayu, juga menyerap dari berbagai sumber, termasuk dari bahasa bekas penjajah kita.
Nah, kalau nomine sendiri diserap dari bahasa Inggris, nominee. Jadi ketika diserap oleh bahasa Indonesia menjadi ‘nomine’.
Kalau kalian menjawai Nominasi, berarti ada kekeliruan pemahaman yang memang sudah salah kaprah. Ini biasanya karena kalian terlalu sering nonton award-award yang presenternya teriak, “dan nominasinya adalah ….”, terus muncul daftar nama artis yang akan menjadi juara. Padahal seharusnya yang harus diteriakkan, “nominenya adalah…”
Contoh kedua adalah:
Niscaya = …….
a. Perca
b. Cahaya
c. Pasti
d. Percaya
e. Jika
Nah, kalau kalian suka membaca novel atau mengisi TTS, kata-kata seperti ini pasti sering muncul, sehingga akan lebih familiar. Tapi bagi kalian yang hanya mainan PS, ya nggak akan pernah nemu kata niscaya ini. Bisa jadi kalian akan menjawabnya dengan cahaya atau percaya, karena bunyinya yang mirip. Kalau kalian menjawab jika atau perca, wah itu berarti kemampuan bahasa kalian masuk lagi di kategori nggak banget. Jadi jawaban yang benar adalah pasti. Kan pernah dengar kalimat ini kan, “Jika sungguh-sungguh berdoa, niscaya Tuhan akan mengabulkan.”
Nah, jadi tahu kan, tidak ada hal lain yang bisa menolong kalian di sesi tes verbal ini kecuali tabungan bacaan yang sudah kalian lahap. Eh, jangan-jangan kalian nggak ngerti arti kata ‘lahap’ ya?
Oke, lupakan itu. Mari kita masuk ke bagian berikutnya.
2. Antonim
Nah, kalau sinonim adalah kata yang artinya sama, maka Antonim ini berarti kata yang berkebalikan maknanya atau berlawanan. Kiatnya adalah tetap fokus dan siap menghadapi jebakan. Ingat, yang bikin soal ini para ahli bahasa dari psikologi. Jadi ya tahu banget kondisi kejiwaan orang-orang semacam kalian yang haus akan pekerjaan.
Ini contoh soalnya:
Apatis = ……..
Pilihan Jawaban:
a. Skeptis
b. Beku
c. Acuh
d. Acuh Tak Acuh
e. Cuek
Jia hahaha … jadi bingung kan. Karena pilihan jawabannya mirip-mirip. Apatis ini sudah nggak mau bergerak, nggak mau ngapa-ngapain, jadi mirip beku. Tapi beku secara umum lebih cocok untuk benda. Cuek, ini juga sama, tapi belum masuk ke KBBI. Jadi ya ini lebih cocok sebagai sinonim. Makanya kalau setting otak kalian tidak segera move on, kalian akan terjebak dalam derita sinonim.
Yang paling membingungkan adalah acuh atau acuh tak acuh. Di KBBI, apatis berarti acuh tak acuh; cuek (informal); beku atau dingin (kiasan); tebal telinga; masa bodoh.
Nah, jelas kan, karena acuh tak acuh sama dengan skeptis, maka jawaban untuk soal ini adalah acuh.
Nah, untuk contoh tes akademik PLN yang ini bolehlah dihapal karena ini salah satu soal favorit di GAT.
Nah, sekarang kita lihat contoh yang kedua.
Nisbi = ………
a. Relatif
b. Belum final
c. Tidak pasti
d. Ambigu
e. Mutlak
Jangan terkecoh dengan kata yang aneh di mata kalian. Kalau kalian anak ilmu pasti, ya tidak akan asing dengan kata nisbi ini. tapi kalau kalian belum pernah kenalan dengan si nisbi, jangan khawatir, atas trik untuk menjawab, meski nggak 100% benar, tapi setidaknya akan memperbesar peluang menjawab benar.
Caranya adalah cek dari masing-masing jawaban yang artinya serupa. Karena jawaban yang benar hanya satu, maka jika mereka artinya mirip berarti nggak perlu dipilih. Pada soal di atas, kelihatan bahwa relatif, belum final, tidak pasti memiliki kesamaan makna. Pastilah bukan itu jawabannya. Nah, buat kalian yang merasa bahwa ambigu adalah kata asing, singkirkan dulu, barang kali nanti bisa jadi jawaban yang paling mendekati. Kita lihat jawaban multak. Mutlak ini kan sangat pasti. Jadi pasti berlawanan dengan tiga jawaban yang berteman tadi. Nah, saya akan lebih memilih jawaban ini, kalau situasinya saya tidak paham sama sekali arti kata itu.
Tapi kan saya ini Suhu yang sudah melahap banyak buku. Jadi pastinya saya tahu apa arti Nisbi ini. Di KBBI, nisbi/nis·bi/ berarti hanya terlihat (pasti/ terukur) kalau dibandingkan dengan yang lain; dapat begini atau begitu; bergantung kepada orang yang memandang; tidak mutlak; relatif.
Nah, bagian ketiga dari tes verbal ini yang biasanya bikin kita berdarah-darah. Apa itu?
3. Analogi
Pada subtes Analogi, kalian diminta untuk mencari benang merah kesesuaian antara kata satu dengan kata yang lain. Jadi intinya memasangkan beberapa kata yang ada di soal, sehingga mereka memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain.
Tes inilah yang sering membuat hasil tes kita hancur-hancuran. Ini gabungan antara ketelitian dan imajinasi.
Soalnya sih mudah, tapi jawabnya yang susah, karena variasi alternatif jawaban yang diberikan seringkali mirip antara satu dengan yang lain.
Jadi tugas kita pertama adalah mencari benang merah antara contoh kata yang diberikan di soal. Misalnya seperti ini:
Dompet : Uang = …. : …….
a. Laut : garam
b. Tas sekolah : buku
c. Gunung : harimau
d. Kandang : ayam
e. Burung : ayam
Hiyaa… soal macam apa ini.
Ok tenang, suhu akan kasih solusinya.
Pertama, cari dulu benang merah antara kata-kata di soal. Dompet dan uang itu hubungannya adalah: dompet berisi uang. dengan kata lain, dompet itu tempat untuk menyimpan uang.
Nah, jadi terlihat lebih terang kan. Sekarang tinggal kita cari pasangan kata mana yang bisa kita samakan analoginya dengan Dompet dan Uang ini, alias kata pertama adalah tempat penyimpanan kata kedua.
Jawaban a , c sudah jelas nggak, karena laut bukan tempat menyimpan garam, dan gunung bukan tempat menyimpan harimau. Kalau kalian menjawab e, maka confirmed kalau kapasitas otaknya di bawah standar. Jawaban d, bisa juga, tapi kurang tepat karena untuk benda hidup, lebih tepat adalah memelihara. Makanya untuk soal ini kalian bisa memilih jawaban b. Tas sekolah adalah tempat untuk menyimpan buku.
Ok, contoh kedua, biar lebih jelas.
Beras : Padi = …. : biji
a. Buah
b. Batang
c. Ranting
d. Pohon
e. Sawah
Sudah tahu polanya?
Benang merah dari soal ini adalah Beras itu berasal dari padi, dan merupakan produk akhir yang untuk dimakan. Maka mari kita pasangkan masing-masing jawaban mana yang asalnya dari biji. Batang, ranting, pohon, semua terkait dengan biji, tapi mereka bukan hasil akhir. Nah, kalau kalian menjawab sawah, berarti ada dua kemungkinannya, kalian terdistraksi dengan soal, karena beras dan padi berasal dari sawah. Atau kemungkinan kedua, semakin menegaskan bahwa kapasitas otaknya di bawah standar.
Untuk soal ini, yang paling dekat analoginya adalah buah, karena buah itu berasal dari biji yang ditanam. Tumbuh jadi pohon, dan hasil akhirnya adalah buah untuk dimakan.
Kalian mau ngeles, kan pohon berasal dari biji?
Boleh aja, itu kalau kalian kuat makan pohon. Kan tadi sudah ketahuan bahwa benang merahnya adalah asal, produk akhir, dan untuk dimakan.
Nah, begitulah adik-adikku yang cakep. Jangan tersinggung ya kalau jawaban kalian banyak salahnya. Bukan berarti mengkonfirmasi kapasitas otak, tapi dengan tips ini akan jadi lebih tahu seperti apa tips dan trik dalam menjawab. Ini sekedar
contoh tes akademik PLN dari sisi tes Verbal. Masih ada trik-trik lain terkait dengan subtes lain pada tes GAT ini.