Seperti apa sistem rekrutmen di PLN itu?
Sebelumnya, saya akan cerita metode penerimaan pegawai. Penerimaan pegawai dibagi menjadi 2 fase yaitu fase rekrutmen dan fase seleksi.
Fase rekrutmen adalah fase di mana
PLN berusaha meraih sebanyak-banyaknya pelamar agar nantinya bisa diseleksi. Logikanya, dengan semakin banyak pelamar yang masuk, maka perusahaan akan lebih leluasa dalam memilih kandidat yang tepat. Ingat, perusahaan merekrut pegawainya itu dengan harapan agar bisa bekerja dalam jangka yang lama, kalau bisa malah sampai pensiun. Di sisi lain, fase rekrutmen dan fase seleksi itu tidak membutuhkan biaya yang tidak murah loh… Kalau dihitung-hitung, untuk menyeleksi saja, untuk mendapatkan 1 orang lolos bisa menghabiskan biaya lebih dari sepuluh juta rupiah per orang. Apalagi PLN menerapkan sistem pendidikan sebelum diangkat. Jadi mungkin 1 orang bisa menghabiskan ratusan juta rupiah.
Makanya, meski inginnya mendapatkan kandidat sebanyak-banyaknya, perusahaan harus menerapkan standar-standar tertentu untuk menyaring agar orang-orang yang dites itu setidak-tidaknya dianggap siap mengikuti berbagai fase tes yang disiapkan.
Untuk itu ada banyak cara yang digunakan untuk mencari pelamar sebanyak-banyaknya tersebut. Dari pengumuman di koran, di website, media sosial, job fair, datang ke kampus-kampus, dan banyak lagi. Intinya, mereka ingin mendapatkan pelamar sebanyak-banyaknya.
Setelah banyak yang melamar, sampailah pada fase seleksi. Inilah fase yang ditunggu-tunggu kalian, para pembawa map.
Kalau lihat antrean di job fairnya PLN yang hampir pasti bejubel dan antre panjang banget hanya untuk bisa memasukkan lamaran, maka akan terasa sayang jika kesempatan itu terbuang percuma gara-gara ternyata kita tidak dipanggil.
Fase seleksi adalah tahap di mana perusahaan melakukan pencocokan portofolio ribuan orang dengan kriteria yang ditetapkan, dan kapasitas yang dibutuhkan. Maka, selain kemampuan, nasib baik pun juga harus dimiliki ketika mengikuti
tes akademik PLN.
Gampangannya begini.
Kita ngerasa jago banget nih di bidang mesin. Tapi ternyata karena bisnis minyak lagi turun, orang-orang yang lebih jago dari kita, yang biasanya pada melamar di perusahaan minyak, mereka turun gunung dan menjadi pesaing kita. Jadi ya alamat persaingan semakin ketat. Sudah gitu, kursi yang tersedia juga sangat kecil misalnya. Meskipun kita bisa melewati standar yang ditetapkan, kita juga harus mengalahkan orang-orang jago itu untuk bisa jadi pegawai.
Sebaliknya, nasib baik bermain juga ketika misalnya PLN butuh banyak pegawai. Jadi ruangannya luas, sampai-sampai kita hanya bersaing dengan diri kita sendiri. Ketika bisa melewati passing grade yang ditetapkan, kita pun lolos.
Nah, PLN itu perusahaan yang besar bagnet. Apalagi dengan proyek 35 ribu MW dari pemerintah, mestinya perusahaan ini butuh banyak bagnet pegawai. Kalau nggak, siapa nanti yang ngurusi transmisi, distribusi listrik ke pelanggannya.
Jadi, PLN pasti mempunyai ruang yang lebar untuk kita masuki. Tinggal kita siap atau tidak melewati masa tes di perusahaan ini.
Apa saja sih isi fase seleksi di PLN?
Secara umum PLN, seperti perusahaan besar lainnya, menerapkan metode seleksi massal. Ini berbeda dengan perusahaan kecil yang sering melakukan seleksi terbatas, misalnya hanya sejumlah kecil saja pelamar yang dipanggil.
Nah, di PLN ada beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Seleksi Administrasi
2.
Tes Akademik PLN
3. Seleksi Psikotes dan Diskusi Kelompok
4. Seleksi Kesehatan
5. Seleksi Wawancara
Kalau lolos tahapan-tahapan tersebut, maka satu kaki kita sudah ada di PLN. Tapi jangan girang dulu, karena masih ada 1 kaki yang di luar yang bisa memuat kita terpental. 1 kaki lagi baru bisa masuk kalau kita bisa lolos pendidikan dan on the job training. Jadi pendidikan pun jadi tempat seleksi calon pegawai PLN.
Oke, mari kita bahas secara cepat masing-masing tahapan tersebut.
Seleksi Administrasi
Seleksi Administrasi adalah tahapan penyaringan awal. Ini sebenarnya tidak terlalu susah, karena yang penting klop antara jurusan yang dimiliki dengan jurusan yang tersedia di PLN. Terus, IPK minimal tercapai. Tiap jurusan pagu minimalnya berbeda, tapi rata-rata untuk teknik 2,75 dan non teknik 3.00 pada skala penilaian 4. Kan terkadang ada kampus yang menerapkan skala penilaian 5. Kalau yang itu, harus dikalibrasi lagi agar bisa menjadi skala 4. Kalau 2 syarat itu terpenuhi, kemungkinan besar akan dipanggil ikut tes akademik.
Jadi, kalaupun kalian bukan orang pintar, setidaknya jangan terlalu teledor untuk lupa menjaga IPK ya. biar aman, jaga IPK itu di kisaran 3,00 karena di banyak perusahaan, itu adalah batas minimal untuk diundang. Jangan gara-gara terlalu idealis terus lupa menjaga IPK ini. Bolehlah idealis, yang penting kemampuannya aja yang diadu. Tapi kalau nggak diundang gara-gara IPK-nya masuk kategori KDKK (Keluarga Dua Koma Kurus) ya jangan menyalahkan perusahaan yang tidak memanggil. Gampangannya, IPK ini saringan yang lubangnya gede banget.
Tapi ya ada saja kemungkinan tidak dipanggil dalam tes ini meskipun IPKnya terpenuhi. Ini mungkin karena kampusnya abal-abal. Bagaimanapun, PLN ini perusahaan besar, jadi kemungkinan mereka juga akan melakukan sortir awal berdasarkan akreditasi kampus atau jurusan. Jadi, kalau kalian masih SMA dan mau menjadi perguruan tinggi, jangan lupa akses dulu situsnya Badan Akreditasi Nasional di http://ban-pt.kemdiknas.go.id.
Dengan mengecek akreditasi, setidak-tidaknya kita tidak tersesat mendapatkan sekolah yang asal-asalan.
Undangan dari perusahaan menjadi sinyal bahwa kalian sudah lolos seleksi administrasi ini. Di sini, senengnya 5% saja ya. karena seharusnya tidak susah melewati bagian ini. dan, siap-siap menjalani tes yang sesungguhnya.
Soal Tes Akademik PLN
Tes Akademik PLN dimaksudkan untuk menjaring dari sisi kemampuan umum dan teknis, terutama secara teoritis. Kalau kemampuan teknis, ya kalian banyak-banyak baca saja pelajaran di kampus dulu. Tentu sesuai dengan jurusan yang dilamar.
Hahaha… horor ya. sudah lulus dikiranya sudah lepas dari pelajaran kampus, eh ternyata waktu tes masuk kerja, balik lagi ditanyain seputar pelajaran.
Terus yang tidak kalah horor adalah tes intelejensi. Ya PLN menetapkan standar intelijensi tertentu untuk pegawainya. Artinya, kalau nanti kalian diterima PLN, itu indikasi kalau intelijensi kalian tidak jongkok.
Tapi bagi yang nggak lolos, jangan berkecil hati. Bisa jadi memang intelijensi kalian memang jongkok. Atau mungkin lagi tidak beruntung saja. Misalnya lagi sakit, atau kurang istirahat. Jadi ketika mengerjakan soal-soal intelijensi ini, badan kita tidak tahan sehingga hasilnya drop juga.
Seleksi Psikotes & Diskusi Kelompok
Nah, kalau seleksi yang ini adalah tes psikologi. Hati-hati ya, tes psikologi di PLN sangat lengkap. Selain tertulis, juga ada wawancara dan diskusi kelompok. Jadi hasilnya konon relatif akurat untuk menilai kepribadian seseorang.
Ketika menjalani tes ini, jangan sekali-kali berperan menjadi orang lain, kecuali kalian adalah lulusan jurusan psikologi yang sudah ngelotok mengenai background tes psikologi itu. Eh, kalau lulusan psikologi malah nyadar tidak mau menjadi orang lain karena tahu seberapa susahnya menjadi orang lain secara konsisten di setiap alat tes yang diberikan.
Jadi, ingat, jangan sekali-kali berpura-pura menjadi orang lain. Alat-alat tes yang digunakan akan saling mengkonfirmasi apakah kepribadian yang ditunjukkan saling menguatkan atau tidak. Kalau hasil alat tes itu tidak bisa mengkonfirmasi konsistensi tingkah laku, ya siap-siap saja ditendang dari proses seleksi.
Tes Kesehatan
Tes kesehatan adalah horor tingkat dewa di tahapan seleksi PLN. Bayangkan, sudah melalui beberapa tahapan tes, ternyata gagal hanya karena pemeriksaan kesehatan. Eit, jangan salah. Jangan bilang Cuma “Tes Kesehatan”.
PLN ini perusahaan gede, yang jumlah karyawannya puluhan ribu dan tersebar di banyak tempat dan pelosok negeri. Jadi mereka mencari pegawai-pegawai yang benar-benar sehat. Harapannya, perusahaan tidak membiayai pegawai yang sakit-sakitan dari sejak direkrut.
Konon katanya, tes kesehatan di PLN ini salah satu tes kesehatan tersulit di antara perusahaan-perusahaan lain. Laboratorium kliniknya juga yang dipilih adalah laboratorium klinik kelas atas. Ambil hikmahnya saja.
Setidak-tidaknya sudah merasakan tes kesehatan komplit. Kalau tidak lolos, berarti ada yang tidak beres dengan badan kita.
Ini bisa jadi sinyal buat kita. Maka, tinggal tes dengan biaya sendiri saja untuk tahu mana bagian tubuh kita yang tidak beres. Kalaupun tidak diterima PLN, kan kita jadi tahu kalau kita sedang tidak sehat, dan bisa direcovery secepatnya.
Bayangkan kalau kita menderita carier hepatitis, tapi kita tidak tahu. Terus kita tidak menjaga lingkungan kita sehingga virus itu kemudian bangkit dan menggerogoti tubuh kita.
Jadi sebaiknya kalau kita dinyatakan tidak lolos pada tes kesehatan, terutama setelah tes labotatorium, kita medical check up sendiri saja. Modal sedikit lah, daripada keterusan. Sakit kalau sudah terlanjur parah, biayanya akan jauh lebih besar dari biaya medical check up ini. Nggak mahal kok, katanya nggak nyampe 2 juta untuk paket komplit yang dipakai PLN ini. Tapi ya pasti lebih dari sejuta lah harganya.
Nah, kalau diterima, berarti itu sinyal tubuh kita fit dan tidak ada permasalahan. Tapi ya jangan karena kita dinyatakan sehat terus los-losan, makannya tidak dijaga. Olahraganya berhenti. Ya nanti kesehatannya akan drop. Kan sayang, sudah sehat, dan terpantau sehat, tapi terus jadi sakit karena tidak mau menjaga.
Seleksi Wawancara
Seleksi wawancara ini menjadi tahap akhir seleksi masuk ke PLN. Pada tahap ini, kalian akan diwawancarai oleh pegawai senior dari PLN. Tujuannya untuk mengetahui apakah kalian cocok dengan perusahaan atau tidak.
Sekali lagi, mereka adalah orang-orang yang sangat pengalaman, dan bisa membaca orang dalam waktu cepat. Jadi jangan sekali-kali berbohong. Apalagi waktu wawancaranya tidak dibatasi, bisa 20 menit bisa sampai sejam. Akan susah banget kalau kita bohong. Karena satu kebohongan akan diikuti oleh kebohongan lain untuk menutupinya. Bayangkan, kita harus konsisten berbohong selama sejam. Padahal pertanyaan mereka random banget.
Jadi sebaiknya, kalau kalian bukan lulusan Akademi Bohong Indonesia, janganlah bohong di fase ini. ini fase terakhir sebelum masuk ke fase pendidikan.
Yang perlu dipersiapkan di sini adalah pengalaman-pengalaman yang paling menumental di hidup kalian. Maka, kalau kalian adalah orang aktif di kehidupan sebelumnya, akan sangat membantu melewati fase ini.
Ingat, kerja itu tidak sekedar IPK. Kerja itu berhubungan dengan manusia, kemampuan mengambil keputusan, bernegosiasi, dan hal-hal lain yang jauh dari IPK. Makanya, jangan jadi kutu buku saja ketika di kehidupan sebelumnya (maksudnya ketika kuliah). Banyak beraktivitas, jangan malas ikut lomba, ikut organisasi ini itu, banyak bergaul di tempat yang positif. Ingat ya, tempat yang positif. Kalau bergaulnya di tempat rentalan PS, ya mau 48 jam nonstop main PES juta tidak bisa jadi nilai tambah di sini.
Gaul yang positif itu ikut Pramuka misalnya. Trus diminta membina siswa SMA di sekitar kampus. Selain bisa menikung primadona SMA, juga bisa jadi tambahan portofolio. Sudah gitu juga aktif ikut jambore. Itu nanti bakal banyak modal cerita ketika wawancara.
O ya, jangan lupa, PLN itu ada di mana-mana. Di ujung pelosok yang ada listriknya, pasti ada kantor PLN di situ.
Jadi, apa maksudnya?
Maksudnya adalah, jadi pegawai PLN itu mesti siap ditugaskan di seluruh wilayah operasi PLN. Siap-siap saja nanti ditempatkan di Pulang Pisau, Pulau Burung, Tanah Merah, atau tempat-tempat yang asing namanya.
Hahaha… tunjuk jari yang belum pernah dengar nama-nama daerah tersebut.
Intinya, wawancara ini juga akan melihat kesiapan kalian untuk ditempatkan di wilayah-wilayah yang mungkin belum pernah kalian dengar sebelumnya. Kalau tidak siap mental, sebaiknya dari awal tidak usah ikut seleksi PLN. Dua-duanya rugi. PLN rugi waktu dan biaya. Kalian juga rugi waktu dan tenaga. Kan waktu untuk ikut tes PLN bisa dipakai untuk kegiatan yang lebih manfaat. Karena kalau dari awal sudah tidak ada niat, itu berarti kaluan menyia-nyiakan waktu. Ingat sodara-sodara, Tuhan melarang kita menyia-nyiakan waktu.
Terus juga, kalau kalian belum pacar, perjuangan kalian lebih mudah karena pacar bisa dicari ditempat tujuan, setelah ditempatkan nanti. Tapi bagi kalian yang sudah punya pacar, apalagi itu adalah pacara yang sudah siap dieksekusi, adalah effort tersendiri dalam wawancara ini. Karena kalian mesti bisa meyakinkan pewawancara kalau pasangan kalian juga pasangan yang tahan banting.
Pacar kalian, yang sudah siap dieksekusi, adalah pendamping hidup ketika di pengasingan kelak. Jadi mereka haruslah orang-orang yang bisa bertahan dalam kondisi apapun. Penghasilan sih tidak masalah ya. tapi yang masalah adalah lingkungan.
Ambil hikmahnya saja, kalau ditempatkan di tempat yang jauh dari peradaban. Siap-siap saja jadi petani atau peternak, karena biasanya waktu luang banyak, tanah di sekitar tempat tinggal luas. Gaji jadi utuh karena tidak perlu ke mall tiak akhir minggu.
Kumpulan gaji yang tidak terpakai itu akan menjadi modal yang sangat berguna kalau kalian kelak dipindahkan ke tempat yang lebih beradab. Kalian bisa memanfaatkannya untuk membeli rumah yang layak, atau sekedar bersenang-senang sudah kembali ke peradaban.
Kuncinya adalah, tidak tergoda untuk sering pulang kampung. Kalau kalian terkena virus pulang kampung itu, alamat gaji tidak akan cukup. Itu menandakan kalian belum tahan banting. Dan ini sinyal sebaiknya kalian tidak usah melamar di PLN.
Ingat, ketika memutuskan untuk masuk PLN, kalian sudah kontrak untuk siap ditempatkan di mana saja.
Nah, muara dari seleksi wawancara ini adalah pemanggilan untuk ikut pendidikan. Di sini bolehlah kalian bahagia 80%. Seperti disebut di depan, satu kaki sudah di PLN. Sisanya adalah melawan diri kalian sendiri untuk mengikuti setiap tahapan dalam pendidikan.
Namanya juga pendidikan. Berarti ada penentuan lulus dan tidak lulus. Jadi jangan santai-santai ya, ketika pendidikan ini.
Nah, terakhir, ada sebuah video yang akan mempermudah kalian memahami tes akademik PLN ini.